sechartur clock

Selasa, 15 Oktober 2019

KOTA MUNTOK

RABU,15 OKTOBER 2019
HELLO GOOD PEOPLE...
WELCOME TO SECH ARTUR BLOG
HOUSE OF TRAVELLER
di blog kali ini kiata akan membahas tentang kota muntok

kota  Muntok atau Mentok adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bangka BaratKepulauan Bangka BelitungIndonesia dan merupakan ibu kota Kabupaten Bangka Barat.

Menuju Muntok dari Pangkalpinang, ibu kota Provinsi Bangka Belitung memerlukan waktu sekitar 3 jam dengan untuk jarak 138 kilometer.

SEJARAH KOTA MUNTOK
Muntok adalah kota tua yang didirikan oleh Abang Pahang, mertua Sultan Palembang Darusssalam Mahmud Badaruddin I (1720-1755) pada tahun 1722 dan menjadi ibu kota Karesidenan Bangka Belitung, sebelum dipindahkan oleh Residen J. Englenberg ke Pangkal Pinang pada tahun 1907.

Pada tahun 1811 Inggris pernah menggantikan kedudukan Belanda di Palembang dan pasukan Inggris pun pernah ditempatkan di Muntok dimana mereka mendirikan gudang senjata yang dikenal dengan sebutan Gudang Kuning. Pada tahun 1816 terjadilah perjanjian antara Inggris dengan Belanda yang menetapkan tanah jajahan Inggris dan Belanda, termasuk Pulau Bangka diserahkan ke tangan Belanda oleh Inggris di Kota Muntok

Pada saat masa penjajahan Belanda menduduki Muntok, maka perkembangan Muntok sebagai Pusat Kota tampak begitu jelas, terutama ditandai dengan beberapa bangunan penting, diantaranya adalah eks Kantor Penambangan Timah Bangka di Muntok ( eks Kantor Wilasi ) yang dibangun pada tahun 1915. Awalnya gedung ini bernama Hoofdbureau Banka Tin Winning Bedriffdan sekaligus menjadi pusat pemerintahan ( residen ) Belanda di Pulau Bangka. Sekarang gedung ini telah menjadi Museum Timah Bangka Barat.

Seiring dengan makin ramainya aktivitas di pelabuhan Muntok dengan arus pendatang yang hilir mudik, maka pada tahun 1860 Belanda mendirikan satu fasilitas lagi berupa dermaga atau jembatan panjang kearah laut yang disebut Ujung Brug. Layaknya sebuah dermaga pada umumnya, jembatan Ujung Brug dimaksudkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di Muntok dan juga untuk memudahkan kapal – kapal besar Belanda untuk merapat di Muntok. Dalam perkembangan Pemerintahan Hindia Belanda,kota Muntok terbagi dalam klaster pemukiman masyarakat.


desa/kelurahan


  • Air Belo
  • Air Limau
  • Air Putih
  • Belo Laut
  • Sungai Daeng
  • Sungai Baru
  • Tanjung
  • Pait jaya

Asal Usul Nama Muntok
Sekitar tahun 1724-1725, Sultan Mahmud Badaruddin I memerintahkan kepada istri dan para petinggi kesultanan untuk berangkat dan melihat serta memastikan lokasi yang akan dipilih untuk tempat tinggal keluarga dari Siantan, salah satu negeri di bawah kekuasaan Kesultanan Johor.
Kemudian mereka berangkat dari Palembang menuju Pulau Bangka. Setelah pelayaran sampai di perairan luar Sungsang, dari kejauhan Ratu melihat sebuah daratan yang merupakan bagian dari Pulau Bangka. Semakin dekat daratan yang dituju, ternyata daratan tersebut adalah sebuah tanjung. Maka Ratu berujar dalam bahasa Melayu Siantan, "Daratan Entoklah" atau "A Muntok jadilah" (kalau itu jadi) sambil menunjuk ke arah daratan tersebut.

Maksud dari ucapan ini bahwa daratan yang di depan adalah tempat yang layak untuk kediaman keluarga dari Siantan. Ucapan Ratu tersebut selanjutnya menjadi cikal bakal pertama penamaan Muntok. Kata "entok" dalam dialek Melayu Siantan tersebut artinya "itulah". Setelah itu Sultan pun memerintahkan Wan Akub serta keluarga dari Siantan untuk mendirikan tempat tinggal di daerah tersebut.

Camat Muntok Rahmad Dalu menjelaskan, semboyan Kota Muntok adalah Kota "TIMAH" atau Tertib, Maju, Indah, Aman, dan Harmonis. Sebagai Kota Timah dan Kota 1.000 Kue, menurut Rahmad, wisata apa saja yang disukai wisatawan dalam dan luar negeri ada semua di Muntok. "Ada wisata sejarah, wisata alam, wisata pendidikan, wisata bahari. Semua ada di Muntok. Ada juga kelenteng dan masjid berdampingan. Toleransi di sini sangat tinggi," katanya.
Anda tertarik atau berencana melancong ke Bangka Barat? Berikut destinasi wisata yang wajib dikunjungi di Kota Timah ini.


Beriku adalah daftar destinasi wisata yg wajib anda kunjungi saat plesiran ke bangka belitung
yang sudah saya kumjungi...

1. Mercusuar Tanjung Kelian
Tanjung Kelian berjarak 7 kilometer dari kota Muntok. Ini merupakan destinasi wisata paling populer di ibu kota Kabupaten Bangka Barat. Di Tanjung Kelian terdapat mercusuar yang dibangun Belanda tahun 1862 dengan memperkerjakan arsitek dari Inggris.
Ketinggian mercusuar tersebut lebih kurang 56 meter dengan 192 anak tangga. Pancaran sinar lampunya mencapai radius 25 mil dan berputar ulang setiap 10 detik sekali untuk memandu kapal-kapal keluar masuk Selat Bangka. Agar tidak penasaran, silakan meniti satu demi satu anak tangga untuk mencapai puncak mercusuar. Disarankan naik mercusuar pada sore hari.


Awal berjalan meniti tangga lantai dasar memang agak gelap, tidak ada penerangan. Hati-hati saat naik tangga karena agak curam. Namun setengah perjalanan selanjutnya cahaya memasuki setiap lubang udara yang ada. Rasakan embusan angin yang memasuki mercusuar. Sampai di atas, pemandangan yang tersaji di depan mata sangat memesona. Dermaga feri yang menghubungkan Pulau Bangka dengan Pulau Sumatera terlihat cerah di sore hari.
Saat menoleh ke bawah, sebuah bangkai kapal tua Van der Parra yang tenggelam karena dihujani bom tentara Jepang masih tersisa di tepi pantai. Sebelum tenggelam, Van der Parra sengaja ditarik ke tepi pantai dan dibiarkan teronggok di sini.
Haus usai menuruni tangga mercusuar? Jangan khawatir, mampirlah di warung pak Indra dan bu Anisa. Cicipi kelezatan otak-otak dan segarnya meneguk air kelapa muda. Harga seporsi otak-otak, berisi 20 bungkus sebesar Rp 20.000. Kelapa muda Rp 10.000. Menikmati otak-otak dan kelapa muda sembari menyaksikan matahari terbenam merupakan pengalaman luar biasa di Tanjung Kelian

2. PESANGGRAHAN MUNTOK
Pesanggrahan Muntok dikenal dengan Wisma Ranggam. Pesanggrahan Muntok dibangun  tahun 1827 oleh Banka Tin Winning (BTW), sebuah perusahaan tambang timah pada masa kolonial Belanda yang dijadikan sebagai tempat peristirahatan karyawan perusahaan timah tersebut. Bung Karno menempati Pesanggrahan Muntok karena tak tahan dengan hawa dingin Pesanggrahan Menumbing. Bersama Agus Salim, Bung Karno menempati Pesanggrahan Muntok pada tanggal 6 Februari 1949 hingga 6 Juli 1949. Tempat ini merupakan lokasi serah terima Surat Kuasa Kembalinya Pemerintahan RI ke Yogyakarta dari Ir Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada Juni 1949. Surat kuasa tersebut di konsep oleh Bung Hatta di Pesanggrahan Menumbing dan diketik oleh Abdul Gafar Pringgodigdo. Jauh sebelum masa itu, pesanggrahan ini adalah tempat pengasingan seorang bangsawan dari tanah Jawa yaitu Pangeran Ario Pakuningprang oleh Belanda pada bulan Februari 1897. Pangeran Ario adalah cucu dari Sri Pangeran Paku Alam II dari Kesultanan Yogyakarta yang diasingkan Belanda karena menolak memerangi Aceh dan malah berbalik menyerang pasukan Belanda.


sumber by:




TERIMAKASIH..
jangan lupa folow IG kami ya.
@sechdyna_indo
@sechartur.blog
jika ada pertanyaan atau ada permasalahan
silahkan hubungi nomor dibawah ini:
wa.me6287763559760

pangaklpinang,bangka belitung. 
SMKN2 PANGKALPINANG 



1 komentar:

  1. Menarik banget, lumayan itung2 buat refrensi liburan thanks kak

    BalasHapus

Application Letter

Application Letter Job application letter adalah surat yang dibuat oleh pelamar pekerjaan untuk jabatan tertentu demi diterimanya dalam suat...