ALAT MUSIK TRADISIONAL JAWA BARAT
1.
Angklung
Angklung adalah musik yang memiliki
nada ganda yang keberadaannya berkembang secara tradisional khususnya untuk
masyarakat Sunda, Jawa Barat. Alat musik tradisional yang terbuat dari bambu
ini memiliki bunyi yang khas dan sangat cantik ketika dimainkan secara
bersamaan.
Salah
satu hal yang patut kita banggakan pula dari alat musik angklung, yaitu sebagai
alat musik yang terdaftar sebagai “Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan
Nonbendawi Manusia” dari UNESCO 2010 lalu.
Nama
alat musik “Angklung” pun mulai dikenal di pasar dunia, tepatnya untuk daerah
eropa dimana “bule” pun tertarik untuk memainkan alat musik ini. Salah satu
pertunjukan musiknya yang terkenal adalah di Amsterdam’s
Grand Indonesian Crew Show.
Sejarah Angklung
Sebelumnya saya ingin perjelas bahwa
tidak ada bukti pasti mengenai awal mula ditemukannya angklung ini karena
catatan sejarah alat musik tradisional ini baru ditemukan oleh para “ahli
budaya” pada masa kerajaan sunda (sekitar abad ke-12 sampai abad 16)
Dulunya, masyarakat Baduy percaya
dengan memainkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman
padi agar tanaman padi mereka tumbuh subur. Hal ini membuat angklung
semakin dikenal masyarakat Jawa barat pada masa itu
2. Arumba
Arumba sendiri bukanlah sebuah alat musik
yang bisa kita mainkan seperti layaknya angklung atau semacamnya, nama Arumba
sendiri sebenarnya adalah esemble musik yang tercipta dari sebuah ide cemerlang
salah satu seniman alat musik. Alat musik tradisional arumba terbuat
dari bambu pilihan seperti awi temen, tali dan wulung (bambu hitam).Seperti yang sudah saya sedikit disinggung tentang sejarah alat musik tradisional arumba, menurut informasi yang saya dapatkan awalnya seorang seniman musik bernama Yoes Roesadi beserta teman-temannya membentuk sebuah kelompok musik yang menggunakan alat musik tambahan angklung sebagai aransemen musiknya (jajaran ensemble lebih tepatnya).
Ketika mereka sedang menaiki truk untuk menuju Jakarta untuk “manggung”, mereka mendapatkan sebuah ide unik dengan menamai grup mereka itu dengan sebutan Arumba yang pada dasarnya adalah kependekan dari Alunan Rumpun Bambu.
Yoes Roesadi dan kawan-kawan membentuk grup musik yang secara khusus menambahkan angklung pada jajaran ensemble-nya. Ketika sedang naik truk untuk pentas ke Jakarta, mereka mendapat ide untuk menamai diri sebagai grup Arumba (Alunan Rumpun Bambu)
3. Calung
Kebanyakan bahan untuk membuat calung adalah bambu jenis awi wulung (bambu hitam) namun tak jarang juga yang menggunakan awi temen (bambu ater, warnanya hijau). ada 2 jenis calung yang terkenal yakni calung rantay dan calung jinjing.
Cara memainkan alat musik calung adalah dengan cara dipukul, untuk Calung rantay anda harus memukulnya dengan dua tangan dengan posisi duduk bersilah sedangkan untuk Calung jinjing anda bisa memainkannya dengan menggunakan tangan kanan saja, dan tangan kiri untuk memegang alat musik tradisional tersebut
4. Gendang / Kendang / Khendang
Teknik memainkan kendang disebut dengan istilah tepak / ditepak, bahasa ini mungkin sudah cukup familiar di telinga kita. Pola memukul dan interval sangat berperan penting pada sebuah pentas gamelan. Untuk memainkan alat musik kendang, anda harus memiliki stamina yang kuat karena harus berenergik dan semangat, sehingga orang yang melihat terbawa suasana.
Kendang yang berkualitas biasanya terbuat dari kayu kelapa, cempedak, atau nangka. Kulit binatang ternak seperti kerbau sering digunakan untuk “bam” bagian yang dipukul dan memiliki nada rendah, sedangkan kulit kambing biasanya digunakan untuk “chang” bagian yang memiliki nada tinggi. Tali kulit ataupun tali rotan juga merupakan bahan yang baik untuk membuat gendang, semakin kencang tarikan kulit maka semakin tinggi pula suaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar